Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Meneladani Legasi Nabi Ibrahim AS: Inspirasi di Balik Ibadah Haji dan Qurban

WhatsApp Image 2025-06-06 at 07.37.51 (1)
Speak Up

Meneladani Legasi Nabi Ibrahim AS: Inspirasi di Balik Ibadah Haji dan Qurban

Menjelang Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia kembali diingatkan pada dua ibadah besar yang sangat lekat dengan sejarah Islam: ibadah haji dan qurban. Dua ibadah ini tak dapat dilepaskan dari sosok agung Nabi Ibrahim AS, seorang Nabi yang telah menorehkan jejak luar biasa dalam sejarah peradaban tauhid. Al-Qur’an secara eksplisit mengabadikan kiprah beliau dalam sejumlah ayat, sebagai pengingat abadi atas nilai-nilai keimanan, ketaatan, dan pengorbanan.
Setidaknya ada empat pelajaran penting dari sejarah Nabi Ibrahim AS yang dapat dijadikan teladan bagi umat Islam, khususnya dalam konteks menyambut Idul Adha:

  1. Bapak Para Nabi dan Manusia
    Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai Abul Ambiya’ (bapak para Nabi), sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-An’am ayat 84. Dari 25 Nabi dan Rasul yang dikenal umat Islam, 19 di antaranya merupakan keturunan beliau, baik melalui jalur Nabi Ismail AS maupun Nabi Ishaq AS. Beliau juga dijuluki sebagai Abun Nas (bapak manusia), sebagaimana disinggung dalam Surah Al-Baqarah ayat 124. Umat Islam, Bani Israil, hingga umat Nasrani semuanya memiliki akar keturunan dari beliau, melalui Nabi Musa AS, Isa AS, dan tentu saja Nabi Muhammad SAW.
  2. Bapak Tauhid
    Ibrahim AS juga dikenal sebagai Abu Tauhid (bapak tauhid), karena perjuangannya yang gigih dalam mencari hakikat keesaan Tuhan. Dalam pencariannya, ia merenungkan keberadaan bintang, bulan, dan matahari, hingga sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan yang sejati adalah Pencipta seluruh alam semesta, seperti yang diabadikan dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 78–82. Keimanan yang tumbuh dari pencarian yang tulus ini menjadi fondasi kuat bagi ajaran tauhid yang diwariskan kepada umat-umat setelahnya.
  3. Pembangun Ka’bah dan Pemanggil Jamaah Haji
    Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Nabi Ismail AS, merupakan manusia pertama yang mendapat amanah untuk membangun Ka’bah (Surah Al-Baqarah: 127). Bangunan suci ini hingga kini menjadi pusat spiritual umat Islam di seluruh dunia. Bahkan, perintah untuk menyerukan panggilan haji berasal dari Allah melalui beliau, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Hajj ayat 27. Jutaan umat Islam terus memenuhi panggilan ini setiap tahunnya, sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan, yang juga menjadi bagian dari rukun Islam (Ali Imran: 97).
  4. Pelopor Ibadah Qurban
    Perintah untuk Berqurban pertama kali datang kepada Nabi Ibrahim AS, sebagaimana tercatat dalam Surah Ash-Shaffat ayat 102. Peristiwa luar biasa ini menunjukkan betapa dalamnya ketaatan dan keikhlasan beliau, saat diminta mengorbankan putra tercinta, Nabi Ismail AS. Meskipun pada akhirnya Allah menggantikan Ismail dengan seekor hewan sembelihan, peristiwa ini menjadi fondasi dari ibadah qurban yang hingga kini dilestarikan sebagai wujud ketundukan total kepada perintah Allah SWT.

Refleksi untuk Umat Islam Masa Kini
Legasi Nabi Ibrahim AS bukan sekadar cerita sejarah, melainkan cermin bagi umat Islam dalam memahami makna sejati dari keimanan dan pengorbanan. Haji dan qurban bukan sekadar ritual tahunan, melainkan bentuk aktualisasi spiritual dari keteladanan beliau. Semangat tauhid, ketaatan, dan keikhlasan yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim AS patut dihidupkan kembali dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu maupun kolektif sebagai umat.
Di tengah tantangan zaman modern, nilai-nilai yang ditanamkan oleh Nabi Ibrahim AS justru semakin relevan seperti membangun kesadaran spiritual yang otentik, meneguhkan komitmen kepada nilai-nilai ketuhanan, dan berani berkorban demi kebenaran dan kemanusiaan.
Semoga spirit Idul Adha tahun ini mampu menjadi momentum pembaruan iman dan penguatan kembali ikatan kita kepada legasi para Nabi, khususnya sosok agung Nabi Ibrahim AS.