Refleksi Tahun Baru Islam: Momentum Pembaruan Diri dan Spirit Akademik
26/06/2025 2025-06-26 23:20Refleksi Tahun Baru Islam: Momentum Pembaruan Diri dan Spirit Akademik
Tahun Baru Hijriyah bukan semata-mata penanda perubahan tahun dalam sistem penanggalan Islam. Momen ini memiliki makna spiritual yang mendalam dan menjadi pengingat bagi umat Islam terhadap salah satu episode penting dalam perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ, yaitu hijrah dari Makkah ke Yatsrib (yang kini dikenal sebagai Madinah). Peristiwa bersejarah ini menjadi titik awal ditetapkannya kalender Hijriyah oleh para sahabat, termasuk Khalifah Umar bin Khattab. Hijrah dipahami bukan sekadar perpindahan tempat secara fisik, melainkan sebagai lambang perubahan arah, pembaruan visi, dan langkah menuju kemajuan.
Sebelum hijrah Rasulullah ﷺ ke Yatsrib terjadi, beliau telah melakukan dua pertemuan penting dengan penduduk kota tersebut, yang dikenal sebagai Bai’at Aqabah Pertama (tahun 621 M) dan Bai’at Aqabah Kedua (tahun 622 M). Pada Bai’at yang pertama, 12 orang dari kalangan suku Aus dan Khazraj menyatakan keimanan mereka kepada Islam dan berjanji untuk tidak menyekutukan Allah, menjauhi pencurian, perzinaan, dan pembunuhan. Satu tahun kemudian, jumlah peserta dalam Bai’at Aqabah Kedua meningkat drastis menjadi 73 laki-laki dan 2 perempuan. Selain meneguhkan keimanan, mereka juga menyatakan komitmen untuk memberikan perlindungan kepada Rasulullah dan menerima beliau berhijrah ke Yatsrib. Peristiwa ini menjadi fondasi sosial dan politik dari hijrah yang kemudian dilakukan.
Dukungan penuh dari masyarakat Yatsrib memberikan jaminan bagi Rasulullah untuk melanjutkan perjuangan dakwah secara lebih terbuka. Maka, ketika hijrah dilakukan, ia bukan sekadar upaya menghindar dari tekanan di Makkah, melainkan langkah strategis untuk membangun komunitas Muslim yang kuat dan berperadaban.
Setibanya di Yatsrib, Rasulullah mengganti nama kota itu menjadi Madinah, yang bermakna kota beradab (madaniyyah). Nama lengkapnya, Al-Madinah Al-Munawwarah (kota yang bercahaya), menandakan bahwa Islam tidak hanya hadir sebagai agama, tapi sebagai sistem nilai yang menyinari dan membangun kehidupan umat manusia. Ini sesuai dengan firman Allah SWT:
“Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.” (QS. Al-Baqarah: 257)
Perubahan ini mencerminkan misi Islam sebagai agama yang membangun tamadun—peradaban yang penuh keadilan, integritas, dan kedamaian. Madinah kemudian menjadi pusat kekuatan moral, sosial, dan spiritual umat Islam, serta simbol lahirnya peradaban Islam yang unggul.
Kini, ketika umat Islam memperingati Tahun Baru Hijriyah 1447 H, spirit hijrah menjadi sangat relevan. Dunia hari ini masih diliputi konflik, disintegrasi, dan krisis nilai. Maka, Tahun Baru Islam adalah saat yang tepat untuk melakukan pembaruan diri dan menyinari dunia dengan kedamaian, sebagaimana Rasulullah membangun Madinah dengan cinta dan kasih sayang.
Dalam konteks akademik, semangat hijrah ini harus diterjemahkan dalam bentuk budaya intelektual yang produktif dan kolaboratif. Perubahan dalam pendidikan Islam di abad ke-21 perlu diarahkan melalui sinergi antara nilai-nilai spiritual dengan penguatan kapasitas intelektual dan semangat inovatif. Bagi civitas akademika di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Saizu Purwokerto, peringatan Tahun Baru Hijriyah merupakan kesempatan yang tepat untuk meneguhkan kembali semangat dalam membangun budaya akademik yang kuat melalui kegiatan belajar, riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Inilah wujud nyata dari hijrah dalam dunia akademik, menuju pendidikan yang lebih berkualitas dan penuh keberkahan.
Pendidikan Islam progresif dan transformatif hanya dapat terwujud bila kita bersama-sama menghidupkan nilai hijrah: perubahan menuju yang lebih baik. Spirit ini penting untuk melahirkan generasi berilmu, bermoral, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Akhirnya, mari jadikan Tahun Baru Islam 1447 H ini sebagai sarana untuk meneguhkan komitmen membangun pendidikan Islam yang bermartabat dan berkeadaban.
Selamat Tahun Baru Islam 1447 H.
Semoga semangat hijrah menuntun kita pada pembaruan diri, peningkatan spirit akademik, dan kontribusi nyata bagi umat dan peradaban.