Hari Kebangkitan Nasional : Pendidikan sebagai Pilar Ketahanan Bangsa di Era Globalisasi
20/05/2025 2025-06-03 11:35Hari Kebangkitan Nasional : Pendidikan sebagai Pilar Ketahanan Bangsa di Era Globalisasi
Setiap tanggal 20 Mei, Bangsa Indonesia memperingati sebuah momentum yang sangat penting dan monumental dalam sejarah kebangsaan kita yaitu Hari Kebangkitan Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 ditetapkan sebagai tonggak awal kebangkitan nasional Indonesia, bertepatan dengan berdirinya organisasi modern pertama di Indonesia, yaitu Budi Utomo. Tahun 2025 ini, kita memperingati 117 tahun sejak peristiwa bersejarah tersebut.
Organisasi Budi Utomo menjadi pelopor bangkitnya kesadaran nasional, kesadaran akan pentingnya persatuan, pentingnya membangun bangsa yang merdeka, mandiri, dan bermartabat. Yang menggerakkan Budi Utomo adalah para pemuda, kaum terpelajar, kaum tercerahkan, generasi yang memiliki semangat belajar dan keberanian untuk mengubah nasib bangsanya. Mereka adalah insan-insan intelektual yang lahir dari proses pendidikan dan interaksi sosial yang membentuk pola pikir maju dan progresif. Mereka memahami bahwa kemerdekaan dan kemajuan bangsa tidak bisa dicapai tanpa persatuan, semangat belajar, dan dedikasi untuk perubahan. Oleh karena itu, peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117 ini merupakan saat yang tepat bagi kita semua untuk merenungkan kembali semangat itu, sekaligus merevitalisasi semangat kebangkitan dalam konteks hari ini, dimana bangsa Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan besar baik di tingkat nasional maupun global.
Tema peringatan tahun ini adalah: “Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat.” Tema ini mengandung makna mendalam: bahwa kebangkitan nasional tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus dilakukan secara kolektif dan gotong royong oleh seluruh elemen bangsa.
Kita hidup di tengah konstelasi global yang penuh tantangan:
- Konflik antarnegara seperti Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, India-Pakistan
- Krisis energi
- Krisis pangan
- Krisis air
- Dan krisis ekologi atau lingkungan hidup
Di tengah situasi tersebut, kita harus memperkuat ketahanan nasional. Baik secara ekonomi, politik, ideologi, maupun budaya. Kita harus menjadikan kebersamaan sebagai fondasi kekuatan bangsa.
Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, secara konsisten mendorong kemandirian bangsa, terutama dalam hal ketahanan pangan dan energi. Ini adalah gerakan besar yang harus kita dukung bersama. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton.
Kebangkitan nasional hari ini adalah kebangkitan SDM. Pendidikan menjadi kunci utama. Pendidikanlah yang akan melahirkan SDM unggul, terdidik, tercerahkan, dan berdaya saing tinggi. Generasi masa depan Indonesia haruslah generasi yang kreatif, produktif, dan visioner. Melalui sistem pendidikan yang berkualitas, kita dapat menciptakan insan-insan yang mampu menjawab tantangan zaman, sekaligus menjaga jati diri dan nilai-nilai luhur kebangsaan.
Krisis lingkungan juga menjadi perhatian besar. Selain ketahanan energi dan pangan, krisis ekologi menjadi tantangan yang harus dijawab bersama. Kementerian Agama menjadikan ekoteologi sebagai program prioritas yakni bagaimana agama menjadi kekuatan moral dan spiritual untuk mendorong umat menjaga dan menyelamatkan lingkungan. Gerakan menanam pohon, misalnya, menjadi simbol komitmen terhadap masa depan. Menanam hari ini, untuk panen esok hari. Ini bukan hanya simbol ekologis, tetapi juga simbol harapan dan keberlanjutan.
Kepada seluruh mahasiswa, pelajar, para pendidik dan semua komponen bangsa: mari terus belajar, mari terus memperkuat semangat persatuan dan persaudaraan, serta menjadikan pendidikan sebagai kekuatan transformasi bangsa. Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar peringatan seremonial. Ia adalah panggilan untuk bangkit, bersatu, dan bekerja bersama demi mewujudkan Indonesia yang kuat, adil, makmur, dan berdaulat.
Selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117.
Semoga bangsa ini semakin kokoh, semakin cerdas, dan semakin sejahtera.
Prof. Dr. H. Fauzi, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Saizu Purwokerto