KOMPLEKSITAS PRAKTIK PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL

Nur Ashari

Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam (MPI) FTIK IAIN Purwokerto

 

Dalam menghadapi era digital ini, calon pendidik perlu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menciptakan inovasi di bidang pendidikan. Tidak dipungkiri, bahwa seiring dengan perkembangan zaman pendidikan selalu mengalami perubahan baik kurikulum, sistem, maupun regulasinya. Oleh karena itu, untuk menghadapi segala perubahan tersebut dunia pendidikan membutuhkan pendidik dan praktisi pendidikan yang profesional yang memiliki inovasi dan konsep gagasan yang revolusioner.

Masih ingat kah dulu, ketika pembelajaran sekolah masih menggunakan sitem manual, tulis menulis disetiap pelajaran dengan papan tulis yang masih dengan kapur.?

Mungkin Konsep pembelajaran seperti dulu masih baik, akan tetapi kurang relevan jika masih diterapkan pada masa sekarang ini, mengingat media pembelajaran yang sudah lebih efektif dan modern dan minat peserta didik yang berbeda. Lingkungan pendidikan pun sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Hari ini mereka dikenalkan dengan lingkungan baru yaitu dunia internet. Hampir setiap hari mereka berselancar didalamnya baik untuk akses informasi maupun sebatas upload untuk menambah ekssitensi mereka. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan perhatian yang lebih agar anaknya tidak terpengaruh dengan ribuan konten negatif yang bertebar bebas di dunia internet.

Banyak sekali trobosan pendidìkan era sekarang ini, sebut saja dengan program bimbel online yang kini menjadi tempat belajar yang kedua setelah sekolah. Misalnya Ruang Guru yang hari ini menjadi bimbel online yang banyak diminati.

Menjadi inovator dalam pengembangan pendidikan hendaknya menjadi mindset para calon pendidik untuk menciptakan pendidikan yang ideal.

Lantas bagaimana kah pengajaran yang ideal itu?

Pengajaran yang ideal yaitu pengajaran yang bisa melahirkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral (karakter) pada peserta didik dengan di imbangi dengan pemanfaatan media teknologi dalam proses pembelajarannya.

Namun ada yang aneh ketika melihat pendidikan kita hari ini. Kecenderungan dan semangat belajar, minat baca dan tulis hari ini mengalami penurunan. Padahal mereka sudah difasilitasi dengan teknologi yang canggih. Tetapi itulah yang terjadi, kenyaman dan kemudahan dari teknologi canggih justru menjadi penghambat mereka untuk semangat belajar dan berkarya.

Berbiacara mahasiswa hari ini, kata maha yang telah disandangnya kian hari mulai diragukan. Mereka yang diapandang sebagai agent of change, agen of social control, dan sebagai kaum intelektualis dan kritis seiring berjalannya waktu anggapan tersebut mulai pudar. Mereka lebih menjadi konsumtif karena di jejali media teknologi berupa smartphone atau gadget. Hal itu ditandai dengan idealis mereka yang lemah, orientasi kuliah yang pragmatis dan lebih senang mager (malas gerak) dalam mengawal persoalan baik kampus dan masyarakat sebagai bentuk nalar kritis yang merupakan idealnya mahasiswa.

Beruntunglah bagi kalian yang mampu menguasai media tekhnologi dan merugilah bagi kalian yang dikuasai (dijajah) oleh buaian media tekhnologi yang menidurkan generasi muda.

Memang jika dilihat peluang anak generasi sekarang ini sangat dimudahkan dengan memanfaatkan media teknologi informasi untuk hal yang positif dan hal yang meningkatkan potensi yang dimilikinya. Bagaimana tidak, sekarang mengakses ribuan informasi hanya dengan sangat mudah dan cepat, semua ada dalam genggaman. Bersikap bijak merupakan pilihan yang tepat. Artinya Menggunakan seperlunya tanpa adanya candu terhadap media seperti smarthphone. Selain itu juga harus di imbangi dengan meningkatkan minat membaca dan menulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X