FTIK UIN Saizu Tambah Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan

image_url

Purwokerto--Kamis (16/02/2023) Senat Akademik UIN SAIZU gelar sidang dengan agenda tunggal pengukuhan dua guru besar, yakni Prof. Dr. Sulkhan Chakim, M.M., sebagai Guru Besar Ilmu Kajan Budaya dan Media serta Prof. Dr. Subur, M.Ag., sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan di Auditorium UIN SAIZU. Sidang ini digelar terbuka secara blended yakni luring dan disiarkan melalui live streaming kanal Youtube uinsaizu_official. Menurut catatan kepegawaian, beliau berdua menjadi guru besar ke-9 dan ke-10 di UIN SAIZU Purwokerto.

Sebelum dikukuhkan, pada Desember 2022 lalu Prof. Subur telah menerima surat ketetapan sebagai Profesor/Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan oleh Menteri Pendidikan, dengan Nomor Keputusan 74169/MPK.A/KP.07.01/2022 tanggal 20 Desember 2022.

Dalam pengukuhanya, Prof. Dr. Subur, M.Ag. menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul “Internalisasi Nilai Pendidikan Cinta Tanah Air Pada Remaja di Era Digital”. Dalam pidatonya, Prof. Subur menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya membantu seseorang dalam memahami, memperhatikan, menghayati, dan mempraktikkan nilai-nilai etika inti, yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. Pembentukan karakter dan pendidikan karakter bagi anak merupakan dua hal yang harus dilakukan bersama agar anak cerdas serta memiliki karakter dan sopan santun.

“Tujuan praktis pendidikan karakter di sekolah adalah agar siswa terbiasa dengan karakter yang baik, sehingga mereka dapat menjadi warga negara yang baik di masa depan,” ungkap Prof. Subur, “pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, pemerintah dan media massa. Secara umum, pendidikan karakter melibatkan tiga komponen yang terkait satu sama lain yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah sebagai komponen utama melibatkan guru mata pelajaran, wali kelas, kepala sekolah, dan guru BK,” lanjutnya.
Pendidikan karakter cinta tanah air dapat dilakukan di sekolah melalui beberapa cara, di antaranya melalui upacara bendera secara rutin setiap Senin dengan melibatkan semua guru dan siswa. Pada saat upacara berlangsung, guru berusaha mengkondisikan kegiatan upacara sebaik mungkin. Pada apel pagi, juga dibacakan doa dan diamini secara bersama dalam rangka memohon kebaikan baik untuk anak didik, bangsa maupun negara agar senantiasa diberikan kebaikan. Selanjutnya, merayakan dan memperingati hari besar Nasional, seperti Hari Kemerdekaan Indonesia, Hari Kartini, Hari Kesaktian Pancasila, dan hari-hari lain. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan peringatan hari besar tersebut.

Prof. Subur juga menyebutkan bahwa mengenakan batik, yang merupakan warisan budaya luhur bangsa Indonesia dan menampilkan pertunjukkan budaya khas daerah pada even-even tertentu, untuk mengenalkan dan melestarikan budaya daerah sekaligus memberikan apresiasi terhadap kekayaan Indonesia, juga menjadi salah satu pendidikan karakter cinta tanah air.

“Tujuan pembelajaran perlu dideskripsikan secara jelas agar proses pembelajaran lebih fokus dan terarah. Pendidikan karakter cinta tanah air juga tidak lepas dari upaya pencegahan radikalisme di sekolah dengan mewajibkan menyanyikan lagu nasional atau daerah di awal dan akhir proses pembelajaran, dan mewajibkan murid untuk membaca buku sebelum pelajaran dimulai,” pungkas Prof. Subur.

Leave us a Comment