Rekonstruksi Peran LPTK dalam Mewujudkan Guru Profesional

image_url

FTIK IAIN PURWOKERTO SUKSES BESAR

ADAKAN SEMINAR PENDIDIKAN

 

Selasa, 24 Mei 2016 lalu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Purwokerto menyelenggarakan seminar pendidikan yang bertajuk “Rekonstruksi Peran LPTK dalam Mewujudkan Guru Profesional”. Seminar tersebut ditujukan untuk mendeskripsikan peran vital LPTK dalam mewujudkan guru profesional pada civitas akademika IAIN Purwokerto dan masyarakat.

Sebanyak 444 peserta hadir pada seminar pendidikan tersebut. Selain dihadiri oleh dosen dan mahasiswa FTIK IAIN Purwokerto, ikut hadir pula perwakilan dari kantor kementrian agama kabupaten Banyumas, kabupaten Purbalingga, kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Cilacap serta guru RA, MI, MTs, dan MA dari wilayah Banyumas dan perwakilan Dosen dari STKIP Majenang.

Nurfuadi, M.Pd.I selaku ketua panitia pelaksana seminar pendidikan menjelaskan bahwa pada mulanya panitia hanya menargetkan jumlah peserta sebanyak 200 orang. Namun hingga H-7 pelaksanaan seminar, panitia telah menerima secara manual dan secara on-line formulir pendaftaran peserta seminar lebih dari jumlah peserta yang ditargetkan.

Ada dua hal yang menjadikan seminar pendidikan tersebut memiliki daya tarik bagi para peserta. Pertama, karena memang seminar pendidikan tersebut diselenggarakan secara gratis. Meskipun gratis, setiap peserta seminar pendidikan mendapatkan sertifikat, materi seminar, dan snack. Kedua, seminar tersebut menghadirkan dua pembicara yang merupakan pakar di bidang pendidikan. Prof. Dr. Sukirno, M.Pd dari Universitas Muhammadiyah Purworejo dan Dr. Fauzi, M.Ag dari IAIN Purwokerto tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut.

Prof. Dr. Sukirno, M.Pd pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan guru atau yang lebih dikenal dengan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) harus melakukan tiga bentuk penataan jika ingin mewujudkan guru yang profesional. Pertama, penataan SDM, sarana dan prasarana pada LPTK yang sesuai dengan standar. Kedua, penataan terhadap sistem rekruitmen dan seleksi mahasiswa calon guru. Ketiga, penataan ulang program dan kurikulum pendidikan guru.

Sementara itu, Dr. Fauzi, M.Ag mengungkapkan bahwa ada dua titik vital yang harus menjadi fokus pembenahan bagi LPTK dalam mewujudkan guru profesional. Pertama, pembenahan di bidang rekruitmen calon guru. Rekruitmen calon guru sebaiknya tidak hanya dilakukan melalui jalur tes tertulis saja, tetapi juga melalui tes wawancara dan unjuk performance. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah seorang calon guru memang benar-benar memiliki bakat dan minat atau tidak untuk menjadi guru. Kedua, pemerintah harus benar-benar memperhatikan kesejahteraan guru, khususnya guru swasta. Tak dapat dipungkiri, kesejahteraan guru menjadi salah satu unsur vital yang harus dipenuhi jika pemerintah dan masyarakat menginginkan guru-guru di Indonesia bekerja secara profesional.

 

Leave us a Comment